BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah
membuktikan bahwa semenjak dilakukan pelaksanaan program kedokteran gigi
pencegahan kepada masyarakat secara meluas , terutama di negara – negara maju,
telah dapat menurunkan prevalensi dan insidensi penyakit gigi secara nyata.
Misalnya keadaan peningkatan prevalensi bebas karies cukup tinggi untuk
kelompok umur 5-12 tahun, yang telah dilaporkan oleh negara Belanda, New
Zealand, Firlandia, dan Australia.
Kecenderungan
penurunan angka kesakitan gigi ini tentu saja mengembirakan, karena menunjukkan
bukti keberhasilan program kedokteran gigi pencegahan.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Upaya Pencegahan (Preventive)
Menurut Leavel and Clark
I.I Usaha
Pencegahan penyakit
dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa
sakit. Leavell dan clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the doctor in
his community”
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
A. Masa sebelum sakit
- Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)
- Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection).
B. Pada masa sakit
1.
Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan
yang tepat dan segera. (Early diagnosis and treatment).
2.
Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan
kemampuan bekerja yang diakibatkan
sesuatu penyakit (Disability limitation).
3. Rehabilitasi
(Rehabilitation).
II. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan,
pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkatan (five levels of
prevention) dari Leavel and Clark, sebagai berikut :
II. 1. Promosi kesehatan ( health promotion)
Dalam tingkat ini dilakukan
pendidikan kesehatan secara umum, misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan
hidup, perbaikan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air rumah tangga yang
baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan,
rekreasi, sex education, persiapan memasuki kehidupan pra nikah dan persiapan
menopause.
Dalam kesehatan gigi dan mulut
peningkatan kesehatan melalui
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut tentang
1.
Kebersihan gigi dan mulut
2.
Makanan yang menyehatkan gigi dan mulut
3.
Mengatur makanan yang mengandung gula
4.
Pemeriksaan gigi ke klinik gigi
II. 2. Perlindungan
khusus (specific protection)
Program imunisasi sebagai bentuk
pelayanan perlindungan khusus, pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama
di Negara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun
anak-anaknya masih rendah. Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan sebagai
pencegahan terjadinya kecelakaan baik ditempat-tempat umum maupun tempat kerja.
Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS,
penggunaan sarung tangan dan masker saat bekerja sebagai tenaga kesehatan
Beberapa usaha lain di antaranya :
- Vaksinasi
untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
- Isolasi
penderitaan penyakit menular .
- Pencegahan
terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja.
Dalam kesehtan gigi dan mulut dengan jalan
memelihara kebersihan gigi dan mulut
1.
Pembersihan karang gigi ( scalling)
2.
Menggosok gigi setelah selesai makan
3.
Topical aplication
4.
Fluoridasi air minum
5.
Tindakan propilaxis
II.3. Diagnosis
dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Karena rendahnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit
mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang
masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini
dapat menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatn yang layak.
Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam tahap ini.
Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai
cara mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan
maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti
pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau kolposcopy
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
1) Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari
setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
2) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya
menular.
3) Mencegah terjadinya
kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
Beberapa usaha
deteksi dini di antaranya :
- Mencari
penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya pemeriksaan
darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan pengobatan
- Mencari
semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah
berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi
agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan
tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya.
- Pendidikan
kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada
tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa
berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya
jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada
kapan pengobatan itu diberikan.
Pengobatan yang terlambat
akan menyebabkan :
- Usaha
penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya
pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
- Kemungkinan
terjadinya kecacatan lebih besar.
- Penderitaan
si sakit menjadi lebih lama.
- Biaya
untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.
Dalam kesehatan gigi dan mulut pengobatan sedini
mumgkin dengan cara
1.
Pemeriksaan gigi dengan X-ray secara berkala
2.
Menambal gigi yang baru terkana penyakit gigi (karies)
3.
Pemeriksaan gigi anak sekolah
4.
Menambal fisure yang terlalu dalam
II .4.
Pembatasan cacat (disability limitation)
Oleh karena kurangnyaa pengertian
dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat
tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan
pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang
tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau
ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada
tahap ini.
Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi
organ reproduksi menjegah terjadinya infertilitas.
Dalam kesehatan gigi dan mulut pengobatan penyakit
yang lebih atau sudah parah
1.
Pulp capping
2.
Pengobatan urat syaraf ( endodontik)
3.
Pencabutan gigi (extrasi)
II.5.
Rehabilitasi (rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit
tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat, untuk memeulihkan cacatnya
tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Oleh karena kurangnya
pengetian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan
latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu oorang yang cacat stelah sembuh
dari penyakit, kadang-kadang malu untik kembali ke masyarakat. Sering terjadi
pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggoota masyarakat yang
normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk
orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan pada masyarakat.
Pusat-pusat rehabilitasi bagi korban kekerasan,
rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
Rehabilitasi ini
terdiri atas :
1) Rehabilitasi
fisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh
perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya.
Misalnya,seseorang yang karena
kecelakaan,patah kakinya perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah
ini sama dengan kaki yang sesungguhnya.
2) Rehabilitasi
mental
yaitu agar bekas penderita dapat
menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan.
Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula
kelainan-kelainan atau gangguan mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu
mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelumm kembali ke dalam masyarakat.
3) Rehabilitasi
sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati
suatu pekerjaan/jabatn dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya
sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
4) Rehabilitasi
aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu
dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari
alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya : penggunaan mata
palsu.
Usaha mengembalikan bekas penderita ke
dalam masyarakat,memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota
masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik,mentaldan
kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian dirinya dalam
masyarakat,dalam keadaannya yang sekarang.
Sikap yang diharapkan dari warga
masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsur
kemanusiaan yang sekarang ini. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan
bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan
semata-mata,melainkan juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia.
Usaha pencegahan dan kejadian penyakit
Bila seseorang seseorang jatuh sakit;
dengan pengobatan akan terjadi tiga kemungkinan yaitu:
a. Sembuh
sempurna.
b. Sembuh dengan
cacat
c. Tidak sembuh
lagi (meninggal)
yang terbaik yaitu bila terjadi
kesembuhan secar sempurna seandainya terjadi kecacatan, maka alat tubuh yang
cacat ini akan tetap dimilikinya dan seringkali merupakan beban (penderitaan)
untuk selama-lamanya.
Bila alat-alat mobil rusak,kit adapt
membeli yang baru untuk menggantinya,dan ia akan berfungsi lagi dengan
baik,seolah-olah mobil tersebut dalam keadaan baru kembali.
Lain halnya dengan alat tubuh manusia, bila rusak (sakit) kita hanya berusaha untuk memperbaikinya (mengobatinya)dengan segala daya, dan tetap memakainya lagi, walaupun perbaikannya tidak mencapai kesempurnaan (cacat).
Lain halnya dengan alat tubuh manusia, bila rusak (sakit) kita hanya berusaha untuk memperbaikinya (mengobatinya)dengan segala daya, dan tetap memakainya lagi, walaupun perbaikannya tidak mencapai kesempurnaan (cacat).
Penggantian dengan alat buatan
(prothese),tidak akan menjadi sebaik seperti asalnya.
Karena itu sangatlah bijaksana, bila kita selalu serprinsip lebih baik mencegah timbulnya penyakit dari pada mengobati maupun merehabilitasinya
Karena itu sangatlah bijaksana, bila kita selalu serprinsip lebih baik mencegah timbulnya penyakit dari pada mengobati maupun merehabilitasinya
dalam kesehatan gigi dan mulut tahap memulihkan atau mengembalikan fungsi dan bentuk sesuai alsinya diantaranya ;
1.
Pembuatan
gigi palsu
Seperti gigi tiruan lengkap, gigi
tiruan sebagian lepasan , britge , crown, dental implant.
BAB III
I.
KESIMPULAN
Dengan
memahami konsep pencegahan dan memodifikasinya, maka strategi pencegahan
penyakit gigi dan mulut dapat direncanakan berlandaskan konsep pencegahan gigi
dan mulut. Di sini peran tenaga kesehatan gigi dan juga masyarakat sangat
berpengaruh dalam meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut.
II.
SARAN
Sebagai
tenaga kesehatan yang profesional kita sebagai perawat gigi harus lebih
meningkatkan derajat kesehatan gigi dengan lebih meningkatkan pencegahan terhadap
penyakit gigi dan mulut agar memajukan bangsa indonesia
DAFTAR
PUSTAKA
Widyanti,niken.pengantar ilmu Kedokteran gigi pencegahan.yogyakarta.MEDIKA
–Fakultas Kedokteran UGM-yogyakarta
Kristiani,anie.eliza,herjulianti.dkk.
pendidikan kesehatan gigi.bandung.dapertemen
kesehatan RI sekolah pengatur rawat gigi.
http://sindiariyani.blogspot.com/2011/08/melaksanakan-upaya-promotif-dan.html#!/2011/08/melaksanakan
Komentar
Posting Komentar