PEMBAHASAN
1.1.Gangguan otot akibat kerja tidak
ergonomi
Gangguan otot akibat kerja tidak
ergonomi adalah musculoskeletal disorders. Gangguan muskuloskeletal
(musculoskeletal disorders) adalah suatu kumpulan gangguan atau cedera yang
mengenai sistem muskuloskeletal. Umumnya gejala timbulnya gangguan
muskuloskeletal terlihat dalam berbagai bentuk sehingga hal inilah yang menyebabkan
sulitnya mengidentifikasi penyebab awal. Rasa sakit atau gangguan
muskuloskeletal ini biasanya dikaitkan dengan pekerjaan seseorang yang disertai
adanya rasa tidak nyaman pada tangan, lengan, bahu, leher dan tulang punggung
akibat posisi saat bekerja dengan postur tubuh yang tetap selama bekerja.
Gangguan muskuloskeletal dapat terjadi pada dokter gigi dikarenakan saat
melakukan perawatan pasien berada dalam posisi berdiri, duduk atau membungkuk.
Namun besar kecilnya derajat faktor risiko dapat menunjukkan
timbulnya gangguan muskuloskeletal. Faktor risiko tersebut meliputi adanya
a. pengulangan gerakan yang terus
menerus
b. kekuatan yang berlebihan sehingga
menyebabkan kelelahan otot dan menimbulkan rasa nyeri
c. tekanan mekanis yang disebabkan oleh
cedera akibat benda tajam,
d. peralatan atau instrumen
e. sikap kerja selama melakukan
pekerjaan
f. getaran akibat penggunaan peralatan
dengan frekuensi getar di atas 5.000 Hz
Selain itu dari beberapa penelitian, diketahui bahwa ada
hubungan faktor risiko penyebab gangguan muskuloskeletal dengan rancangan kursi
dokter gigi, kursi asisten, pasien, teknik kerja dan pencahayaan.
Gangguan muskuloskeletal yang kerap terjadi pada praktisi
kesehatan. Hal ini terjadi akibat posisi tubuh sewaktu bekerja kurang ergonomis
dan terjadi dalam waktu yang lama serta berulang-ulang. Di antara praktisi
kesehatan yang rentan dalam menghadapi adanya ancaman gangguan muskuloskeletal
adalah dokter gigi dan atau perawat gigi. Pasien yang dirawat di atas kursi
gigi menyebabkan seorang dokter gigi harus duduk atau berdiri membungkuk dalam
waktu lama. Posisi tubuh seperti ini menyebabkan dokter gigi yang berpraktik
sering mengalami rasa sakit atau rasa tidak nyaman di daerah leher, bahu dan
tulang punggung sehingga dapat mengakibatkan antara lain gangguan
muskuloskeletal yang berupa nyeri punggung bagian bawah.
Salah satu penyebab sindroma muskuloskeletal pada dokter
gigi dikarenakan dokter gigi hanya memperhatikan kenyamanan bagi pasien yang
dirawat, tapi kurang memperhatikan kenyamanan bagi diri mereka sendiri saat
merawat pasiennya. Tanda-tanda adanya gangguan muskuloskeletal adalah rasa
sakit pada daerah leher, bahu dan punggung, kesemutan pada lengan dan
jari-jari, kekejangan otot, kaku otot, dan rasa pegal sekitar daerah punggung
dan bahu.
2.2.Pencegahan Gangguan Muskuloskeletal
Usaha pencegahan gangguan muskuloskeletal dengan sistem
ergonomik bukan saja terbatas pada perbaikan posisi dan postur dokter gigi saat
melakukan perawatan pada pasien, namun juga melibatkan peralatan di ruang
perawatan dan bagaimana dokter gigi bekerja secara bebas di dalam suatu ruang
yang sempit. diantaranya:
1)
Peralatan
Ergonomik Peralatan yang ergonomik membantu operator dan asisten dapat bekerja
dengan posisi dan postur tubuh, lengan dan bahu yang baik agar selama melakukan
perawatan yang membutuhkan waktu yang panjang dan posisi tubuh yang menetap.
Peralatan seperti kursi dokter gigi, kursi asisten dan dental unit menunjang
tubuh dari kemungkinan terjadinya ketegangan otot yang dapat menyebabkan
gangguan muskuloskeletal.
2)
Operating
Stool: adalah kursi yang digunakan dokter gigi.
·
Bentuk
tempat duduk yang membantu tubuh dalam posisi yang benar dengan spinal yang tegak
dan dekat dengan kursi gigi.
·
Bentuk
sandaran yang mendukung punggung agar otot punggung bagian bawah tetap tegak
dan lengkungannya dipertahankan.
·
Sandaran
lengan dirancang untuk mengurangi tekanan dan kelelahan pada otot- otot
punggung bagian atas, leher dan bahu dengan membentuk sudut tegak lurus
terhadap siku lengan dokter gigi.
3)
Operator
Table: adalah meja dari kursi dental yang memungkinkan pergerakan posisi
vertikal dan horisontal, sehingga dapat disesuaikan dengan posisi operator
berada
·
Kursi
dental dengan sandaran kepala dan belakang yang lebar serta tebal akan
menyulitkan operator bekerja lebih dekat dengan pasien, sehingga cenderung
membungkuk ke arah pasien.
·
Kursi
dental yang ergonomik adalah dengan sandaran kepala yang sempit dan tipis.
Bentuk demikian memungkinkan operator meletakkan tangannya dengan mudah di
bawah pasien, memudahkan pandangan ke daerah operasi, dan tetap mempertahankan
postur yang optimal.
4)
Dental-loupe
adalah alat bantu lihat yang dapat memperbesar obyek yang dilihat sehingga
memungkinkan dokter gigi dapat duduk
lebih nyaman dengan postur leher dan bahu yang optimal.
·
Pembesaran
paling kurang dua kali sudah cukup menghasilkan jarak penglihatan yang baik
dengan posisi pasien.
·
Pembesaran
yang lebih tinggi ditambah dengan sistem pencahayaan yang optimal dapat
meningkatkan efisiensi penglihatan yang lebih rinci dan tidak ada hambatan bayangan
pada daerah operasi.
5)
Handpiece/ultra
sonic scaler/endodontic
·
Permukaan
handpiece yang halus.
·
Tangkai
handpiece membentuk sudut 15º dengan permukaan daerah kerja.
·
Jarak
minimal 26 mm dari ujung handpiece yang masuk di dalam mulut pasien sampai ke
tangkai yang bersudut.
·
Peralatan
tersebut diharapkan ringan dan tidak terlalu besar diameternya.
6)
Dental
light yang dianjurkan adalah jangan terlalu besar dan lebar, pilih yang sempit
dan fokus hanya pada mulut pasien dan tidak menghasilkan bayangan yang mengganggu.
Lebih dianjurkan menggunakan dental light dengan sensor, atau monitor untuk
lampu ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai tanpa harus memegang tangkai
lampu. Pada dental unit yang dirancang dengan sistem ergonomik, tombol untuk
menyalakan dan memadamkan dental light sudah menyatu pada meja kursi dental dan
pada dental assistant, sehingga mudah dijangkau. Operator tidak perlu lagi
menyentuh tombol dental light untuk mengatur posisinya.
2.3.Pengertian transfer instrumen
Transfer instrumen adalah teknik pergerakan antara kedua
tangan operator dan asisten dalam
melaksanakan tugasnya di tempat bekerja.
2.4.Keuntungan transfer instrumen
Transfer alat pada four handed mempunyai keuntungan dapat
mempercepat kerja perawatan (ergonomi). Pada waktu pertukaran alat antara
operator dan asisten dilakukan pada zone
transfer. Transfer alat dilakukan melewati diatas dada pasien namaun juga harus
memegang etika. Seorang asisten harus mempunyai respon yang cepat terhadap
suatu kebutuhan alat atau bahan dari operator. Oleh sebab itu seorang asisten
harus banyak-banyak berlatih cara transfer alat ini
2.5.Metode transfer intrumen
a. Transfer
satu tangan (one handed transfer)
Metode ini sering dipakai. Biasanya
metode ini dipakai pada perawatan penambalan,misalnya antara sonde dengan
excavator, pistol amalgam dengan amalgam stopper. Seperti pada gambar-gambar di
bawah ini :
Gmb : Asisten mentransfer hand instrumen dengan metode pens
grasp
Gmb
: Asisten mentransfer tang exo dengan metode palm grasp
Gmb : Asisten
mentransfer cotton pellet pada perawatan rahang bawah
Gmb : asisten
mentransfer handpiece dengan palm and thumb grasp
b. Transfer dua tangan (Two Handed
Transfer)
Gmb : Asisten mentransfer alat exo dengan
metode palm grasp
2.6.Cara memegang alat sesuai prinsip
ergonomi
Cara memegang alat yang dengan benar selama melakukan perawatan gigi
perlu diperhatikan agar tidak menjadi kebiasaan memegang yang salah. Cara memegang
alat dental instrument ada tiga macam yaitu:
1)
Pen graps
Posisi
jari seperti seperti memegang pena/bolpoin pada saat menulis. Alat dipegang
dengan ibu jari, telunjuk dan jari tengah. Tumpuan pada ujung jari manis pdan
kelingking. Keuntungan dari pen grasp adalah didapat kekuatan yang
besar dan kebebasan bergerak. Kekuatan ini akan berkurang apabila posisi jari
telunjuk agak naik.
Contoh alat, contra angle handpiece, sponde,
pinset, scaler, excavator, periodontal probe, amalgam stopper, semen stopper,
burniher, scalpel, dan lainnya.
2)
Inverted pen
grasp
Sama dengan pen grasp, hanya ujung alat menghadap ke atas
karena untuk merawat gigi rahang atas.
3)
Plam and
thumb grasp
Handle
ini dipegang di dalam telapak tangan. Jari-jari lainnya ditutup, sedangkan ibu
jari sebagai tumpuan. Contoh palm and thumb grasp
Pisau gips, pestle pengaduk amalgam, tang pada saat mencabut
gigi, micromotorpada saat pekerjaan protesa, bein, cryer, needle holder, dan
lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari Paparan
atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa di antara praktisi kesehatan yang
rentan dalam menghadapi adanya ancaman gangguan muskuloskeletal adalah dokter
gigi dan atau perawat gigi. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal
disorders) adalah suatu kumpulan gangguan atau cedera yang mengenai sistem muskuloskeletal.
Posisi tubuh seperti ini menyebabkan dokter gigi yang berpraktik sering
mengalami rasa sakit atau rasa tidak nyaman di daerah leher, bahu dan tulang
punggung sehingga dapat mengakibatkan antara lain gangguan muskuloskeletal yang
berupa nyeri punggung bagian bawah.
Transfer instrumen adalah teknik
pergerakan antara kedua tangan operator dan
asisten dalam melaksanakan tugasnya di tempat bekerja. Yang memliki
keuntungan mempercepat kerja perawatan pada waktu pertukaran alat antara
operator dan asisten dilakukan pada zone
transfer.
3.2.
Saran
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah
ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah
ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik
saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Amin
Daftar pustaka
Komentar
Posting Komentar