BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kata remaja
berasal dari kata bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja
menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja
merupakan masa transisi sebab pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa
kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa.
Kaum remaja
saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial. Mereka begitu identik
dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk
berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti. Melihat
hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bersama Yahoo! melakukan riset
mengenai penggunaan internet di kalangan remaja. Hasilnya menunjukkan, kalangan
remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia sebanyak
64%.
Penggunaan
media sosial di kalangan remaja ini juga menimbulkan pro dan kontra. Penggunaan
media sosial seringkali mengganggu proses belajar remaja, sebagai contoh ketika
sedang belajar lalu ada notification chatting dari teman yang akhirnya
dapat mengganggu proses belajar, dan kebiasaan seorang remaja yang berkicau
berkali-kali di Twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan betapa sulit
pelajaran yang sedang dia kerjakan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang pengertian
dari remaja ?
2. Apa teori yang mendasari perilaku manusia ?
3. Apa pengertian dari media massa ?
4. Apa maksud jejaring sosial ?
C.
TUJUAN
1.Untuk Mengetahui pengertian
dari remaja
2.Untuk mengetahui Apa teori yang
mendasari perilaku manusia
3.Untuk Mengetahui maksud dari media massa
4.Untuk Mengetahui maksud jejaring sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
Kata remaja berasal dari kata bahasa latin adolescere yang
berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang
lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja
merupakan masa transisi sebab pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa
kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa.
B.
Perilaku Manusia
1. Pengerian
Perilaku Manusia
Teori dramaturgi dipopulerkan oleh Erving
Goffman yang pada intinya untuk memahami perilaku manusia dalam kehidupan
sosial seperti sebuah pertunjukan drama. Teori dramaturgi menjelaskan bahwa
identitas manusia adalah tidak stabil dan bisa saja berubah-ubah tergantung
dari interaksi dengan orang lain.
Dalam dramaturgis, interaksi sosial
dimaknai sama dengan pertunjukan teater. Setiap individu adalah aktor yang
berusaha membuat pertunjukan dramanya sendiri. Dalam mencapai tujuannya, para
remaja berusaha mengembangkan perilaku-perilaku yang mendukung perannya
tersebut. Aktor juga harus memperhitungkan setting, kostum, penggunaan kata dan
lainnya untuk meninggalkan kesan baik pada lawan interaksi dan memudahkan jalan
untuk mencapai tujuan yang oleh Goffman disebut manajemen daya tarik (impression
management).
Goffman juga melihat perbedaan akting yang
besar saat aktor berada di atas panggung (front stage ) dan di
belakang panggung (back stage). Front stage adalah ketika
adanya penonton yang melihat kita dan kita sedang berada dalam bagian
pertunjukan. Saat itu kita berusaha untuk memainkan peran kita sebaik-baiknya
agar penonton simpatik. Sedangkan back stage adalah keadaan di mana
kita berada di belakang panggung, dengan kondisi tidak ada penonton, sehingga
kita dapat berperilaku bebas tanpa memperdulikan peran yang harus kita bawakan.
Apabila bisa dilakukan dengan baik, penonton akan termanipulasi dan melihat
aktor sesuai sudut yang ingin ditampilkan oleh aktor tersebut.
2. Contoh konkrit perilaku manusia dalam media sosial
ketika seorang remaja memperkenalkan diri
melalui Facebook. Akun Fcebook tersebut sengaja dibuat agar mempunyai citra
yang baik untuk mewakili peran yang akan dimainkan oleh si pemilik. Begitu pula
saat mereka memposting status, komentar, dan foto. Mereka sengaja
membangun sebuah image yang baik, yang ingin diperlihatkan pada
teman-temannya. Apa yang mereka perlihatkan di akun Facebook adalah sebuah front
stage dari diri seorang remaja, dan teman-teman mereka di Facebook adalah
penontonnya. Para remaja akan membuat segala macam cara untuk mempertahankan
eksistensi diri mereka dalam lingkungannya. Mereka akan merasakan kebahagiaan
tersendiri ketika orang lain dapat melihat image diri yang mereka bangun di
akun Facebook-nya dan akan lebih bahagia lagi ketika ada temannya yang merasa
iri dengan image yang mereka perankan.
Namun segalanya berubah ketika kita melihat para remaja
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Panggung tempat mereka bermain adalah
panggung back stage, tidak ada penonton dari teman-teman nya di media
sosial, mereka menampilkan peran yang berbeda dengan apa yang mereka bangun di
panggung front stage .

Sehingga tidak mengherankan jika suatu
saat kita bertemu dengan seseorang yang berbeda jauh ketika berada di Twitter
dengan ketika berada di realitas nyata. Contohnya, seseorang yang kita lihat
sangat humoris dan banyak berbicara di dunia maya, tetapi ketika berinteraksi
dalam kehidupan nyata ternyata ia adalah sosok yang pemalu dan pendiam. Namun
biasanya yang dapat melihat peran back stage seseorang adalah
keluarganya, karena keluarga tentu sudah tahu sifat asli dari remaja tersebut.
Mereka tidak perlu membangun suatu panggung ketika berinteraksi dengan keluarga
nya sendiri.
Para penonton remaja yang sedang berakting
di front stage seringkali tertipu dan tidak dapat lagi membedakan
apakah kehidupan serta image seorang remaja yang mereka lihat di
sebuah media sosial adalah diri mereka yang sebenarnya atau yang palsu. Di
tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, realitas telah hilang dan
menguap. Kini kita hidup di zaman simulasi, di mana realitas tidak hanya
diceritakan, dipresentasikan, dan disebarluaskan namun juga dapat direkayasa,
dibuat dan disimulasi. Baudrillard memandang era simulasi dan hiper-realitas
sebagai bagian dari rangkaian fase citraan yang berturut-turut.
Baudrillard menyatakan bahwa kita terbiasa
hidup dalam cermin fantasi, dalam diri yang terbagi dan dalam alienasi. Saat
ini kita hidup dalam fantasi sebuah layar, dan jaringan. Seluruh mesin kita
adalah layar-layar. Kita pun akan menjadi layar dan interaksi manusia akan
berubah menjadi interaksi pada layar. Kita dalah citra bagi satu sama lain,
dimana satu-satunya takdir bagi sebuah mahluk citra adalah menjadi pengikut
citra dalam layar.
Pernyataan Baudrillard bahwa “saat ini
kita hidup dalam fantasi sebuah layar, dari sebuah antarmuka, dalam persentuhan
dan jaringan,” sesuai dengan kenyataan bahwa manusia di masa kini yang
terkoneksi antara satu dengan yang lain melalui penggunaak smartphone maupun
tablet meningkatkan kemudahan manusia untuk terhubung pada manusia lain melalui
jaringan internet dan tentunya layar.
Manusia akhirnya menjadi teralienasi
dengan lingkungan sosial dengan lingkungan sekitar mereka, karena mereka sibuk
dengan gadget masing-masing. Mereka terjebak dalam pencitraan di dunia
virtual, baik dalam menciptakan citranya sendiri maupun dalam memandang manusia
lain. Ini pun sesuai dengan pernyataan Baudrillard, “kita terbiasa hidup dalam
cermin fantasi, dalam diri yang terbagi dan dalam alienasi.”
Manusia saat ini terhubung dengan
berbagai aplikasi media sosial yang membantu mereka untuk terhubung dengan
manusia lain yang bisa berjarak ribuan mil melalui layar dan jaringan. Namun
pada saat yang sama membuat jarak dengan mereka yang dekat dan mengalienasi
mereka dengan lingkungan sosialnya. Manusia pun terjebak menjadi mahluk citra,
baik dalam artian secara harfiah maupun secara kiasan.
3. Sikap Remaja Tehadap sosial Media
Di kota besar, seringkali para remaja mengalami kekosongan karena
kebutuhan akan bimbingan orangtua tidak ada atau kurang. Hal ini disebabkan
karena keluarga mengalami disorganisasi. Pada keluarga yang secara ekonomis
kurang mampu, hal tersebut disebabkan karena orang tua harus mencari nafkah,
sehingga tidak ada waktu sama sekali untuk memperhatikan dan mengasuh
anak-anaknya. Sedangkan pada keluarga yang mampu, persoalannya adalah karena
orang tua terlalu sibuk dengan urusan-urusan di luar rumah dalam rangka
mengembangkan prestise.

Yang lebih parah ada beberapa kasus seorang remaja yang dilaporkan
hilang oleh orangtuanya yang ternyata kabur dengan teman yang baru dikenalnya
di Facebook. Lalu apa yang menyebabkan seorang remaja begitu aktif di jejaring
sosial? Dalam sebuah penelitian dinyatakan, media sosial berhubungan dengan
kepribadian introvert Semakin introvert seseorang maka dia
akan semakin aktif di media sosial sebagai pelampiasan. Peran orangtua sangat
dibutuhkan sebagai pengawas dan juga sosok yang memahami anak. Keluarga harus
dapat memberikan fungsi afektif agar seorang anak mendapatkan perhatian yang
cukup.
Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering
memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup
mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap
lebih populer di lingkungannya.
Contohnya di Twitter, para remaja
menampilkan diri melalui mengunggah avatar yang paling bagus dilihat,
memposting tweet dan retweet sebanyak-banyaknya dengan tujuan
memperlihatkan eksistensinya di dunia maya, mereka berusaha memperlihatkan
eksistensi dirinya serta membangun citra sebaik mungkin. Para remaja juga
berusaha memperlihatkan citra positif di Twitter. Begitupun halnya dengan
Facebook, para remaja memposting foto-fotonya yang sedang
bersenang-senang dengan teman-temannya dan seolah memperlihatkan betapa bahagia
dirinya. Dengan demikian, dapat dikatakan individu menjadikan media sosial
sebagai media presentasi diri.
Namun
apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan social
life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting sisi
hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya
mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan
berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu
mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan
dunia nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan istilah dramaturgi atau
presentasi diri (The Presentation of Self ) untuk menjelaskan
bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung tertentu.
C.
Media massa
1. Pengertian
media massa
Media
massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada
tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media
yang secara khusus di desain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam
pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Menurut Ashadi (2000: 1)
bahwa, media massa kerap diibaratkan sebagai matahari, memberikan sinar yang
menerangi dunia, atau menyampaikan pesan yang merasuk ke kalbu umat manusia
hingga memberi pencerahan. Dengan begitu media massa seolah memiliki posisi di
luar kehidupan masyarakat. Dia dianggap memiliki keunggulan yang menyebabkan
mampu mempengaruhi alam pikiran khalayak yang selanjutnya akan mengubah
masyarakat.
Beberapa masyarakat dengan
tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media
massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi
karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi
memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya
langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka
dapat dari media massa tertentu.
Kondisi tersebut yang pada
akhirnya membuat perkembangan media massa semakin berkembang dengan pesat dan
semakin berwarna-warni dalam memberikan sajian informasi pada banyak masyarakat
luas yang tersebar di seluruh dunia. Semakin berkembangnya media massa
tersebut, juga di iringi dengan semakin berkembang pula tekhnologi yang terus
mengalami kemajuan, sehingga banyak masyarakat luas yang juga semakin bisa
mengakses dengan sangat mudah terkait seluruh informasi yang ada di semua media
massa yang ada.
PENGERTIAN PERS MENURUT PARA AHLI :

UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers :
Pers adalah lembaga sosial
dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang
meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta
data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
Oemar Seno Adji :
Pers dalam arti sempit,
yaitu penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita dengan kata tertulis.
Pers dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass
communications yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan
kata-kata tertulis maupun dengan lisan.
Kamus Umum Bahasa Indonesia :
Pers berarti:
1.
alat
cetak untuk mencetak buku atau surat kabar
2. alat untuk menjepit atau memadatkan
3. surat kabar dan majalah yang berisi berita
4. orang yang berkerja di bidang persurat
kabaran
Dari banyak penjelasan dan
pnegertian Pers menurut para ahlinya, Sobat Remaja SeBAYA pun menyimupulkan
jika Pers atau yang sudah biasa dikenal oleh banyak masyarakat luas dengan nama
media massa memiliki arti seseorang yang mencari berita terkait tentang banyak
hal yang merupakan perkembangan baik tentang masalah politik, sosial, budaya,
pendidikan, kesehatan, hingga masalah terupdate dan terkini terkait
perkembangan dunia remaja secara umumnya.
Pers (media massa) sendiri
juga terkadang sering terlupakan peranannya oleh banyak orang, tak terkecuali
juga ada pula beberapa oknum tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan pers,
melakukan beberapa hal negatif terkait tentang peranan dan fungsi dari pers
yang sesuai dengan tujuannya.
2.
![]() |
PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL DI INDONESIA
Kira-kira ada yang tahu
tidak, tentang bagaiamana perkemabangan pers di Negara Indonesia ini, dan
bagaiamana sih sebenarnya pers mulai berkembang pesat di negera tercinta kita
republic Indonesia ini, nah Sobat Remaja SeBAYA PKBI Jatim akan sedikit berbagi
informasi terkait tentang bagaimana sih perkembangan pers di Indonesia ini :
- Perkembangan pers di Indonesia berawal pada penerbitan surat kabar pertama, yaituBataviasche Novelles en Politique Raisonemnetan yang terbit 7 Agustus 1774.
- Kemudian muncul beberapa surat kabar berbahasa Melayu, antara lainSlompet Melajoe, Bintang Soerabaja (1861), dan Medan Prijaji (1907).
- Majalah tertua ialah Panji Islam (1912-an)
- Surat kabar terbitan peranakan Tionghoa pertama kali muncul adalahLi Po (1901), kemudian Sin Po (1910).
- Surat kabar pertama di Indonesia yang menyiarkan teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah surat kabarSoeara Asia.
- Sesudah itu, surat kabar nasional yang memuat teks proklamasi adalah surat kabarTjahaja (Bandung), Asia Raja (Jakarta), dan Asia Baroe (Semarang).
- Corak kehidupan politik, ideologi, kebudayaan, tingkat kemajuan suatu bangsa sangat mempengaruhi sistem pers di suatu negara.
Secara umum, di seluruh dunia terdapat
pola kebijakan pemerintah terhadap pers yang otoriter dan demokratis. Diantara
keduanya terdapat variasi dan kombinasi, bergantung tingkat perkembangan
masing-masing negara. Ada yang quasi otoriter, ada yang quasi demokratis, dan
sebagainya. Dan setelah mengalami banyak perkembangan, di Indonesia pun ada
banyak macam dan jenis dari media massa atau pers tersebut, antara lain
adalah :
Media massa tradisional : Surat kabar, Majalah, Radio,
Televisi, Film (layar lebar). Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:
- Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan.
- Media massa menjadi perantara dan mengirim informasi melalui saluran tertentu.
- Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat serta menyeleksi informasi yang mereka terima
- Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.
Media massa modern : Internet, dan telepon seluler.
Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri :Sumber dapat mentransmisikan pesannya
kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya)
- Isi pesan tidak hanya disediakan oelh lembaga atau organisasi, namun juga oleh individual.
- Tidak ada perantara , interaksi terjadi pada individu
- Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam
- Penerima yang menentukan waktu berinetraksi.
3. FUNGSI DAN PERAN MEDIA SOSIAL
Berdasarkan ketentuan
pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, fungsi pers adalah sebagai media
informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Sementara itu Pasal 6 UU
Pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut ;
- Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui menegakkan nilai nilai dasar demokrasi dan mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia. Selain itu pers juga harus menghormati kebinekaan mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benr melakukan pengawasan.
- Sebagai pelaku Media Informasi
Pers itu memberi dan menyediakan
informasi tentang peristiwa yang terjadi kepada masyarakat, dan masyarakat
membeli surat kabar karena memerlukan informasi.
- Fungsi Pendidikan
Pers itu sebagi sarana pendidikan
massa (mass Education), pers memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan
sehingga masyarakat bertambah pengetahuan dan wawasannya.
- Fungsi Hiburan
Pers juga memuat hal-hal yang bersifat
hiburan untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan
artikel-artikel yang berbobot. Berbentuk cerita pendek, cerita bersambung,
cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karikatur.
- Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi ini terkandung makna demokratis
yang didalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Social participation(keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan)
2.
Social responsibility(pertanggungjawaban pemerintah terhadap
rakyat)
3.
Social support(dukungan rakyat terhadap pemerintah)
4.
Social control(kontrol masyarakat terhadap
tindakan-tindakan pemerintah)
- Sebagai Lembaga Ekonomi
Pers adalah suatu perusahaan yang
bergerak di bidang pers dapat memamfaatkan keadaan di sekiktarnya sebagai nilai
jual sehingga pers sebagai lembaga sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal
dari hasil prodduksinya untuk kelangsungan hidup lembaga pers itu sendiri.
![]() |
DINAMIKA PERS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA
Media massa secara pasti
mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak anak dan remaja. Bukti sederhana
yang sudah pernah terjadi adalah pada seorang remaja laki-laki yang
mengenakan topi seperti yang dipakai aktor dalam satu tayangan komedi di
televisi. Remaja lainnya pun dengan segera menirunya, dan bahkan terkadang
membuat ada banyak perubahan, dimana jika remaja ataupun anak-anak yang
menirunya secara bersama-sama tanpa ada dampingan dari orang tua, akan terjadi
beberapa hal yang tidak bertanggung jawab yang akan terjadi setelahnya. Sama
halnya juga dengan permasalhan terkait dengan budaya, sosial dan politik yang
juga dipengaruhi oleh media., tidak seperti orang dewasa yang pada umumnya
sudah mampu mem-filter hal-hal baik atau pun buruk dari internet,
remaja sebagai salah satu pengguna internet justru sebaliknya. Selain, belum
mampu memilih dan memilah aktivitas internet yang bermanfaat, mereka juga
cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial mereka tanpa
mempertimbangkan terlebih dulu efek positif atau negatiif yang akan diterima
saat melakukan aktivitas internet tertentu. Terlebih lagi, perusahaan-perusahan
yang terkait dunia internet dan pemasaran selalu menjadikan mereka sebagai
“tambang emas” demi keuntungan bisnis mereka. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika selama ini perilaku online remaja selalu
dijadikan sorotan utama untuk dikaji, baik oleh pihak pemerintah maupun
lingkungan akademis.
D.
Jejaring
sosial
1. Pengertian Jeraring Sosial
Jejaring sosial adalah suatu struktur
sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau
organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik
seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.
.
2.
Manfaat Jejaring
Sosial :
a.
Memperluas Jaringan
Pertemanan dan Mempermudah Komunikasi
Pada dasarnya ini merupakan tujuan dibuatnya jejaring sosial yang memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk memperluas jaringan pertemanannya dengan siapapun dan dari negara manapun, walaupun mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.khusunya bagi anak sekolahan, Dengan jejaring sosial para siswa bisa menambah jaringan pertemanannya tanpa harus bertemu langsung sehingga mereka dengan mudah menciptakan suatu komunitas yang bermanfaat bagi mereka, entah itu dalam diskusi pelajaran maupun hal-hal lain yang bisa memberikan kontribusi positif bagi mereka.
Pada dasarnya ini merupakan tujuan dibuatnya jejaring sosial yang memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk memperluas jaringan pertemanannya dengan siapapun dan dari negara manapun, walaupun mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.khusunya bagi anak sekolahan, Dengan jejaring sosial para siswa bisa menambah jaringan pertemanannya tanpa harus bertemu langsung sehingga mereka dengan mudah menciptakan suatu komunitas yang bermanfaat bagi mereka, entah itu dalam diskusi pelajaran maupun hal-hal lain yang bisa memberikan kontribusi positif bagi mereka.
b.
Menjadi Media Promosi
Anda
dapat membuat akun-akun pada situs jejaring sosial seperti di Facebook dan
Twitter untuk dapat memberikan informasi mengenai produk/ jasa/brand agar bisa
lebih dikenal masyarakat. banyaknya konsumen yang merasakan manfaat dari media
sosial untuk memberikan informasi membuat konsumen lebih percaya pada
rekomendasi online dibanding iklan promosi umum seperti brosur, katalog,
spanduk dan lain lain.
c.
Sarana
Untuk Berbagi Karya dan Mengeksprsikan diri
Jika sebelumnya kita malu atau tidak tahu bagaimana mempublikasikan sebuah karya kita kepada dunia, jejaring sosial hadir sebagai jembatan tujuan anda, dengan media jejaring sosial selayaknya kita dapat berbagi karya karya hasil sendiri seperti dalam bentuk tulisan, lukisan atau sekedar redaksi yang berbentuk informasi bermanfaat bagi orang banyak.

Jika sebelumnya kita malu atau tidak tahu bagaimana mempublikasikan sebuah karya kita kepada dunia, jejaring sosial hadir sebagai jembatan tujuan anda, dengan media jejaring sosial selayaknya kita dapat berbagi karya karya hasil sendiri seperti dalam bentuk tulisan, lukisan atau sekedar redaksi yang berbentuk informasi bermanfaat bagi orang banyak.
3.
Dampak positif jejaring soial
a.
Anak dan remaja dapat
belajar mengembangkan keterampilan teknis dan social yang sangat di butuhkan di
zaman digital seperti sekarang ini. Mereka akan belajar bagaimana cara beradaptasi,bersosialisai
dengan public dan mengelola jaringan pertemanan
b.
Memperluas jaringan
pertemanan, anak dan remaja akan menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain
di seluruh dunia, meski sebagian besar diantaranya belum pernah mereka temui
secara langsung.
c.
Anak dan remaja akan
termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka
jumpai secara online, karena di sini mereka berinteraksi dan menerima umpan
balik satu sama lain.
d.
Situs jejaring social
membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati,
misalnya memberi perhatian saat ada teman mereka yang ulang tahun, mengomentari
foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak
dapat bertemu secara fisik.
e.
Internet sebagai
media komunikasi : merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan
dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya
dari seluruh dunia
f.
Media pertukaran data
: dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web : jaringan
situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar
informasi dengan cepat dan murah.
g.
Media untuk mencari
informasi atau data : perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai
salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
h.
Kemudahan memperoleh
informasi : kemudahan untuk memperoleh informasi yang ada di internet banyak
membantu manusia sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi. Selain itu
internet juga bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan,
kebudayaan, dan lain-lain.
i.
Kemudahan
bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan : Dengan kemudahan ini,
membuat kita tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan karena
dapat di lakukan lewat internet.
4.
Dampak Negatif jejaring sosial
a.
Anak dan remaja
menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa
pun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya,
maka pengetahuan tentang seluk beluk berkomunikasi di kehidupan nyata, seperti
bahas tubuh dan nada suara, menjadi berkurang.
b.
Situs jejaring social
akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi
tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan
waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang berempati di
dunia nyata.
c.
Bagi anak dan remaja,
tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di jejaring social. Hal ini akan membuat
mereka semakin sulit membedakan anatara berkomunikasi di situs jejaring social
dan dunia nyata. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keterampilan menulis mereka
di sekolah dalam hal ejaan dan tata bahasa.
d.
Situs jejaring social
adalah lahan subur bagi predator untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan
pernah tahu apakah seseorang yang baru di kenal anak kita di internet,
menggunakan jati diri yang sesungguhnya.
e.
Pornografi : Anggapan
yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah.
Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun
merajalela. Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen browser melengkapi
program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home page yang dapat di
akses. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa
mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
f.
Penipuan : Hal ini
memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan
penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi
informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
g.
Carding : Karena
sifatnya yang real time (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu
kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para
penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan
sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang
menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk
selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan
kejahatan mereka.
h.
Perjudian : Dampak
lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi
tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya
perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak
agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.
5.Dampaknya terhadap sosial dan budaya :
Akibat kemajuan
Teknologi bisa kita lihat :
1. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar
yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi
sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis.
Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan
pria semakin menonjol. Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation
to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993)
menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin
banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator,
gubernur, menteri , dan berbagai jabatan penting lainnya.
2. Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di
negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan
ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu
bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan
bangsa-bangsa Asia.
3. Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek
kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang
disiplin , tekun dan pekerja keras.
6.Dilihat dari segi hukum Dampak
Negatif Internet
1. Cybercrime
Adalah kejahatan yang di lakukan seseorang
dengan sarana internet di dunia maya yang bersifat.
• Melintasi batas Negara
• Perbuatan dilakukan secara illegal
• Kerugian sangat besar
• Sulit pembuktian secara hukum
• Melintasi batas Negara
• Perbuatan dilakukan secara illegal
• Kerugian sangat besar
• Sulit pembuktian secara hukum
Bentuk-bentuk
cybercrime sebagai berikut :
· Hacking – Usaha
memasuki sebuah jaringan dengan maksud mengeksplorasi atupun mencari kelemahan
system jaringan.
· Cracking – Usaha
memasuki secara illegal sebuah jaringan dengan maksud mencuri, mengubah atau
menghancurkan file yang di simpan padap jaringan tersebut.
2. Parnografi
Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan parnografi, memang
tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet,
pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen ‘browser’
melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang
dapat di-akses.Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang
bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
3. Violence And Gore
Kekejaman
dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia
internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara
agar dapat ‘menjual’ situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal
yang bersifat tabu.
4.
Penipuan
Hal ini
memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan
penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi
informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
sehingga
pembuktian secara hukum agak sulit di tindak, karena para pelaku kejahatan
dalam internet bisa berada dimna saja.
Para pelajar yang baru mengenal internet biasanya
menggunakan fasilitas ini untuk mencari hal yang aneh-aneh. Seperti
gambar-gambar yang tidak senonoh, atau video-video aneh yang bersifat “asusila”
lainnya yang dapat mempengaruhi jiwa dan kepribadian dari siswa itu sendiri,
sehingga siswa terpengaruh dan mengganggu konsentrasinya terhadap proses
pembelajaran disekolah, namun demikian tidak semua siswa melakukan hal yang
demikian, hanya segelintir pelajar yang usil saja yang dapat melakukannya
karena kurang memiliki rasa tanggungjawab terhadap diri pribadi dan sekitarnya,
namun pada umumnya internet digunakan oleh setiap pelajar untuk mencari atau
mendapatkan informasi.
Hal ini dapat menjadi sebuah motivator terhadap
pelajar untuk terus berkembang dan juga dapat berfungsi sebagai penghancur
(generasi muda), remaja adalah makhluk yang rentan terhadap perubahan
disekitarnya, dia akan mengikuti hal yang paling dominan yang berada didekatnya
jadi kemungkinan terjadinya perubahan yang drastis dalam masa-masa remaja akan
mendorong kearah mana remaja itu akan berjalan, kearah positif atau negative
tergantung dari mana di memulai.
Remaja yang kesehariannya bergaul dengan internet akan
lebih tanggap terhadap perubahan informasi disekitarnya karena ia terbiasa dan
lebih mengetahui tentang informasi-informasi tersebut sehingga dia lebih
daripada yang lainnya. Tetapi selain itu, remaja yang memiliki kecenderungan
pada hal yang negatif justru sebaliknya, dia akan nampak pasif karena hanya
diperbudak oleh kemudahan dan kayaan informasi dari internet tersebut.
7.Analisis Sosiologis Media Sosial
Di era modern, manusia dipermudah dalam
melakukan berbagai hal. Salah satu kemudahan yang diciptakan adalah
berinteraksi melalui internet. Semakin berkembangnya internet memunculkan pola
interaksi dapat dilakukan tanpa harus berada dalam ruang dan waktu yang
bersamaan. Menurut Anthony Giddens, dengan adanya modernitas hubungan ruang dan
waktu terputus yang kemudian ruang perlahan-lahan terpisah dari tempat.] Dari
pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa manusia menciptakan interaksi baru
tanpa harus bertemu secara fisik, yang salah satunya dilakukan melalui internet
khususnya media sosial.
Dalam kajian sosiologi, maraknya media
sosial erat hubungannya dengan bagaimana kita bersosialisasi, berteman,
berinteraksi. Dengan munculnya kedua media sosial tersebut kita mampu
berkomunikasi satu sama lain, dalam ilmu sosiologi hal tersebut dinamakan
bentuk komunikasi langsung. Komunikasi langsung dapat diartikan sebagai salah
satu cara berinteraksi antara seseorang dengan orang lain secara langsung, baik
melalui chat maupun melalui pesan.
Begitu pula dengan media sosial Facebook
dimana kita juga bisa membuat sebuah grup, dalam konteks ini mengenai
hubungannya dengan sosiologi, dengan fitur grup di Facebook, kita mampu membuat
grup yang mampu berbagi mengenai ilmu-ilmu sosiologi ataupun bisa untuk
memecahkan masalah yang sedang terjadi di masyarakat, karena didalam ilmu
sosiologi, salah satu yang diajarkan adalah memecahkan masalah yang sedang
terjadi di masyarakat, dan tentunya kita tahu bahwa obyek dalam ilmu sosiologi
itu adalah masyarakat.
Jadi hubungan media sosial dengan ilmu
sosiologi sangat erat. Dengan kedua media sosial tersebut kita mampu
berinteraksi, dan berkomunikasi satu sama lain, bukan hanya itu kita juga bisa
mendapatkan teman baru dan kita juga bisa saling sharing atau berbagi
ilmu dan juga bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi di masyarakat.
Apabila kita menyalahgunakan media sosial tersebut, kita akan membuat masalah
bukan menyelesaikan masalah.
Berikut adalah
beberapa dampak positif dan negatif dari jejaring sosial:
Dampak positif
|
Dampak negatif
|
Tempat promosi yang baik dan
murah
|
Mengganggu kegiatan belajar
remaja
|
Dampak memperluas jaringan
pertemanan
|
Bahaya kejahatan
|
Media komunikasi yang mudah
|
Bahaya penipuan
|
Tempat mencari informasi yang
bermanfaat
|
Tidak semua pengguna media
sosial bersifat sopan
|
Tempat berbagi foto, informasi,
dll.
|
Mengganggu kehidupan dan
komunikasi keluarga
|
E.Upaya
Mengatasi Bahaya Jejaring Sosial :
- Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME
- Membatasi waktu mengakses jejaring sosial dengan mencari kesibukan yang positif.
- Bersikap waspada dan tidak mudah percaya terhadap orang yang baru kita kenal.
- Menggunakan bahasa dan perkataan yang sopan dalam menggunakan jejaring sosial.
- Tidak lupa bersosialisasi di kehidupan nyata agar tidak terpengaruh terhadap dunia maya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Menjadi pengguna jejaring sosial
tidaklah salah, namun ada dampak positif dan dampak negatif nya, apalagi
terhadap remaja. Kita harus dapat merasakan dampak positif dan menjauhi dampak
negatifnya.untuk kalangan remaja harus pandai – pandai mengatur waktu antara
belajar dan bermain dengan sosial media. Tentunya bimbingan orangn tua serta orang-
orang terdekat dalam penggunaan sosial media sangat di butuhkan agar generasi
penerus bangsa ini tetap menjadi generasi yang cinta akan budaya negeri.
Saran :
Hendaklah kita menjauhi dampak
negatif tersebut dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan,menggunakan sosial
media sesuai fungsinya dan management waktu sngat di butuhkan dalam era
globalisasi seperti saat ini,mempertahan budaya saling tegur sapa juga sangat
penting untuk mempertahankan budaya bangsa yang rmah tamah. memiliki penguasaan diri yang bagus, dan
sangat di butuhkan pengawasan orang tua agar kita terhindar dari dampak negatif
tersebut. Indah bukan jika kejahatan yang dilakukan di jejaring sosial hilang?
Dunia akan terasa lebih damai.
DAFTAR
PUSTAKA
http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/media-sosial-_120215002503-859.jpg
Komentar
Posting Komentar